Harian laris Jepang, The Yomiuri pada hari Kamis (18/6) kemarin menyebutkan bahwa sebuah rudal Taepodong-2 yang mampu menjangkau jarak 4.000 mil (6.500 kilometer) dapat ditembakkan melintasi wilayah udara Jepang dan menuju Hawaii.
Namun demikian, harian tersebut menambahkan bahwa peluru kendali tersebut akan jatuh di dekat kepulauan utama Hawaii yang berjarak sekitar 4.500 mil (7.200 kilometer) dari Korea Utara.
Harian tersebut mencatat bahwa peluncuran roket Taepodong-2 mungkin saja dilakukan dalam minggu pertama bulan depan.Seorang juru bicara kementerian pertahanan Jepang menolak untuk memberikan komentar atas laporan tersebut.
Sementara itu, para pejabat senior Washington mengatakan bahwa setidaknya diperlukan waktu tiga tahun bagi Korea Utara untuk dapat memberikan ancaman nyata di pantai barat AS.
Ketegangan di semenanjung Korea semakin memuncak dengan dilakukannya uji coba nuklir pada tanggal 25 Mei lalu, disusul dengan serangkaian peluncuran peluru kendali lagi.
Pihak Pyongyang bersikeras bahwa program nuklirnya bertujuan utama untuk mengantisipasi kemungkinan serangan AS di kawasan tersebut dan menuduh presiden AS Barack Obama telah berkomplot dengan para sekutu regional untuk menggulingkan pemerintahan Korea Utara.
Berkenaan dengan kemungkinan serangan dari Korea Utara, menteri pertahanan AS Robert Gates mengatakan bahwa AS tengah berada dalam “posisi yang baik” untuk melindungi wilayahnya dari kemungkinan ancaman serangan peluru kendali Korea Utara.
“Kami memang merasa khawatir jika sampai mereka (Korea Utara) menembakkan peluru kendali ke Hawaii,” kata Gates.
AS menyetujui pengerahan peluru kendali dan radar sebagai perangkat pendukung jika sampai benar-benar terjadi serangan, tambahnya.
International Crisis Group mengatakan bahwa Korea Utara memiliki beberapa ribu ton senjata kimia yang dapat dipasang pada peluru kendali untuk kemudian dipergunakan dalam serangan ke Korea Selatan.
Dalam beberapa minggu terakhir, Korea Utara meningkatkan ketegangan di kawasan Asia Utara, yang merupakan seperenam dari kekuatan ekonomi dunia, dengan peluncuran peluru kendali, ancaman untuk menyerang negara tetangganya, dan ujicoba senjata nuklir pada tanggal 25 Mei yang memicu datangnya sanksi dari AS.
Laporan dari organisasi tersebut mengatakan bahw militer Korea Utara memeiliki sekitar 2.500 hingga 5.000 ton senjata kimia, antara lain berwujud gas mustard, sarin, dan senjata penyerang syaraf manusia.
“Jika konflik Korea Utara terus berkepanjangan dan jika pecah perang, maka Korea Utara sangat mungkin mempergunakan cadangan senjata kimia yang mereka miliki. Secara umum, Korea Utara menganggap bahwa mereka lemah, oleh karena itu, mereka mungkin merasa harus mempergunakan senjata kimia,” kata Daniel Pinkston, perwakilan ICG di Seoul.
Pihak Korea Utara telah mendalami pembuatan senjata kimia selama berpuluh-puluh tahun dan, dengan senjata jarak jauh, dapat mempergunakan senjata kimia tersebut di Seoul, yang dihuni setengah dari 49 juta orang penduduk Korea Selatan. Jika ditembakkan melalui peluru kendali, maka senjata kimia tersebut bisa saja menghantam seluruh penduduk Korea Selatan.
“Cadangan senjata kimia Korea Utara tampaknya masih belum bertambah banyak, namun cukup banyak untuk menyebabkan jatuhnya korban sipil dalam jumlah sangat besar di Korea Selatan,” demikian kata laporan ICG.
Laporan tersebut mengatakan bahwa Korea Utara juga mengerjakan program senjata biologis, namun Pinkston menambahkan bahwa menurutnya Korea Utara masih belum mengembangkan senjata biologis dengan sempurna.
Dalam sebuah laporan terpisah yang dirilis secara bersamaan, ICG menyebutkan bahwa Korea Utara telah mengembangkan lebih dari 600 peluru kendali tipe Scud yang mampu menyapu Korea Selatan dan 320 unit peluru kendali Rodong yang dapat menghancurkan Jepang.
Awal tahun ini, ICG menyatakan bahwa Korea Utara telah mengembangkan hulu ledak nuklir yang dapat dimuat dalam peluru kendali Rodong. Dan laporan terbaru mengenai perkembangan senjata Korea Utara menjadi pembenar dari klaim tersebut.
Para pakar persenjataan meyakini bahwa Korea Utara masih butuh waktu bertahun-tahun untuk dapat memperkecil ukuran senjata nuklir agar muat dalam sebuah hulu ledak, selain itu masih diperlukan sejumlah uji coba nuklir lainnya untuk dapat mengembangkan hal tersebut.
ICG mengatakan bahwa ancaman nuklir Korea Utara adalah isu keamanan yang paling serius, namun jika terjadi perkembangan berarti dalam upaya mencegah ambisi nuklir Pyongyang, maka masih mungkin untuk mencari solusi dari ancaman senjata kimia dan biologis Korea Utara. (dn/ptv//bbc/rtr) Dikutip olehSumber:http://www.suaramedia.com/asia/tanah-kelahiran-obama-jadi-sasaran-senjata-kimia-korut.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar