Rabu, 17 Juni 2009

RAGAM SANSEVIERIA

A.Asal Keragaman Sansevieria
Pada penamaan sansevieria biasanya dicantumkan nama species, kemudian diikuti dengan nama varietas atau kultivarnya. Nama varietas atau varian ditulis dengan menyertakan tulisan "var.", sedangkan kutivar biasanya ditulis dalam tanda petik ('... '). Nama kultivar bisa berasal dari nama daerah, julukan tertentu, atau berdasarkan nama orang yang berhasil menghasilkan kultivar tersebut. Misalnya, Sansevieria trifasciata 'lorentii'.

Sansevieria trifasciata 'lorentii' --> genus --> Spesies --> Kultivar

Hingga saat ini, sedikitnya telah ditemukan sekitar 60 spesies sansevieria dengan 800 varietas dan kultivar. Kultivar sansevieria bisa terbentuk secara alami maupun dengan rekayasa manusia. Jumlah kultivar yang ada hingga saat ini akan terus bertambah mengingat semakin banyak dilakukannya proses hibridasi dan mutasi. Tidak mustahil pula sudah ditemukan lagi spoesies baru di alam

a.
Hibridisasi merupakan proses perkawinan silang antar kultivar atau subspesies, antar spesies, antargenus, atau anatarfamili. Keturunan yang dihasilkan disebut hybrid atau hibrida. Sifat hibrida berbeda dengan tanaman induk, bahkan bisa menjadi spesies atau kultivar baru. Hibridisasi bisa terjadi secara alami maupun buatan. Hibridisasi alami bisa terjadi denagn bantuan angin atau serangga. Sementara itu, hibridisasi buatan dilakukan oleh para breeder atau pemulia tanaman.
b.

Mutasi Sansevieria sangat mudah mengalami mutasi. Pasalnya, tanaman ini memiliki gen yang tidak stabil. Terutama pada sansevieria trifasciata. Pada sansevieria, mutasi sering disebut dengan 'chimera'. Perubahan yang terjadi menyangkut warna daun, corak warna daun, atau bnetuk daun. Anakan tanaman yang mengalami mutasi, sama halnya dengan hibrida, bisa menjadi kultivar atau spesies baru. Mutasi pada sansevieria bisa bersifat sementara, bisa juga permanen.


1. Mutasi Sementara
Tanaman yang mengalami mutasi sementara akan kembali seperti asalnya jika mendapat perlakuan tertentu. Mutasi ini diantaranya disebabkan oleh beberapa hal berikut.

-
Perbanyakan sansevieria melalui stek daun.
contohnya, hasil stek daun sansevieria 'hahnii' bisa jadi sansevieria 'golden 'hahnii'. Namun, setek daun 'sansevieria golden 'hahnii' akan menjadi sansevieria 'hahnii' kembali.
-
Perubahan perlakuan pearawatan.
Misalnya, pemberian pupuk organik cair secara berlebihan dapat menyebabkan perubahan bentuk daun sementara. Setalah pemberain pupuk dihentikan, sansevieria tersebut akan kembali ke bentuk semula.

Jangan Pisahkan Anakan Albino dari Induknya

Pada beberapa kasus, tanaman yang bermutasi akan menghasilkan tunas anakan yang seluruh daunnya berwarna kuning atau keputih-putihan. Sansevieria seperti ini tentu sangat menarik. Namun, ada hal penting yang harus diperhatikan ketika menemukan anakan yang sama sekali tidak memiliki hijau daun seperti ini. Anakan ini tidak boleh dipisahkan dari induknya. Pasalnya, anakan albino ini tidak bisa berfotosintesis sendiri dan hanya mengandalkan kehidupan dari induknya. Jika dipisahkan, dalam waktu 1-2 bulan dipastikan tanaman akan mati. Peringatan ini juga penting untuk Anda yang akan membeli sansevieria. Jangan sampai Anda membeli sansevieria albino tanpa induknya, karena dipastikan tidak akan bertahan lama.

2. Mutasi Permanen
Dampak perubahan pada sansevieria yang mengalami mutasi permanen bersifat tetap. Mutasi permanen diantaranya dapat diupayakan dengan perlakuan berikut.

-
Penyinaran dengan sinar ultarviolet, sinar X, atau sinar gamma.Penyinaran ini dilakukan untuk mengubah susunan kromosom dalam gen tanaman. Misalnya dengan cara memotong rantai kromosom, menambah komponen kromosom, atau mengurangi komponen kromosom. Ketika susunan kromosom tanaman berubah, maka selsecara keseluruhan akan berubah. Perubahan ini diturunkan kepada anakan yang dihasilkan dari pemisahan rimpang, setek pucuk, atau setek rimpang. Namun, mutasi ini tidak dijamin diturunkan kepada anakan yang berasal dari hasil setek daun atau persilangan.
-
Pemberian kolkisin(colchicines).
Kolkisin merupakan hasil ekstrasi dari umbi dan biji tanaman autumncrocus (colchicum autmnale) yang berasal dari Eropa. Senyawa bsa denagn rumus kimia C22H25O6N ini merupakan senyawa alkoid yang mudah larut dalam air. Kolkisin bekerja dengan cara mencegah pembelahan kromosom saat terjadi pembelahan sel. Dengan demikian, jumlah kromosom dalam sel menjadi berlipat. Pada sansevieria, ada beberapa teknik pemberian kolkisin yang sering dilakukan. Di antaranya, dengan menyemprot ke titik tumbuh secara berulang, merendam biji, atau merendam daun yang akan disetek denagn konsentarasi yang berbeda-beda. Namun perlu diingat, penggunaan kolkisin harus dilakukan secara hati-hati, karena berbahaya jika mengenai tangan kita.

Sumber:Dunia flora

Tidak ada komentar:

Posting Komentar